Kenapa Banyak PHK di Sektor Teknologi
Dilangsir dari The Verge, Perusahaan-perusahaan teknologi baru-baru ini banyak mengumumkan pemutusan hubungan kerja (PHK) meskipun mereka mencetak rekor keuntungan. Banyak yang mengira pergeseran ke arah bisnis online selama pandemi sebagai alasan pemutusan hubungan kerja ini, dengan menyatakan bahwa mereka percaya bahwa orang tidak akan pernah pergi keluar atau membelanjakan uang secara offline lagi. Namun, tampaknya pernyataan ini mungkin hanya untuk menutupi fakta bahwa perusahaan-perusahaan teknologi lainnya juga memberhentikan pekerja.
Kenyataannya adalah tidak ada satu pun dari perusahaan-perusahaan ini yang berada di ambang kebangkrutan, dan uang yang telah mereka hasilkan tidak menguap. Pemutusan hubungan kerja ini bukan tentang kinerja, melainkan tentang penganggaran dan meniadakan pos-pos tertentu, yang kebetulan merupakan pekerjaan orang-orang. Pertanyaannya adalah mengapa perusahaan-perusahaan ini melakukan pemutusan hubungan kerja yang tampaknya tidak perlu.
Menurut Michael Cusumano, wakil dekan di MIT Sloan School of Management, jawabannya terletak pada bagaimana investor mengevaluasi perusahaan. Selama periode pertumbuhan yang cepat, investor tidak fokus pada keuntungan. Namun dalam iklim ekonomi saat ini, investor menjadi lebih berhati-hati dan mencari perusahaan yang menunjukkan profitabilitas. Pergeseran fokus investor ini mungkin membuat perusahaan teknologi melakukan pemutusan hubungan kerja untuk memenuhi ekspektasi ini.
Kesimpulannya, PHK yang dilakukan oleh perusahaan teknologi baru-baru ini mungkin bukan karena pergeseran ke arah bisnis online selama pandemi, tetapi lebih sebagai respons terhadap fokus baru investor terhadap profitabilitas. Pemutusan hubungan kerja ini mungkin tidak diperlukan, tetapi bisa jadi merupakan cara bagi perusahaan untuk memenuhi ekspektasi investor dalam iklim ekonomi saat ini.
